Di setiap era, akan selalu muncul satu bintang di tim nasional Brasil. Jika sebelumnya ada Ronaldino, Ronaldo, Romario, Bebeto, Zico bahkan Mario Zagallo hingga Pele, tahun ini peran tersebut diemban Neymar.
Di Piala Dunia 2014, pemain yang musim lalu membela Barcelona itu menunjukkan kontribusi besar dari sejumlah hasil positif yang dicatat Brasil selama turnamen.
Di laga pertama melawan Kroasia, dua gol dilesakkan Neymar, yang membuatnya pantas dinobatkan sebagai man of the match, pemain terbaik di laga itu.
Berlebihan? Sepertinya tidak. Sepanjang 90 menit laga di Arena de Sao Paulo pada 12 Juni lalu, Neymar menunjukkan mengapa ia pantas diandalkan membawa Brasil ke level terbaik mereka.
Di dua pertandingan berikutnya, Neymar juga tampil atraktif dan kontributif, yang membawa Brasil melangkah mulus ke babak 16 besar Piala Dunia 2014 sebagai juara Grup A.
Orang pun semakin mengakui bahwa Brasil memang sebuah tim yang solid, tapi juga tak bisa dilepaskan dari sosok Neymar sebagai individu yang berbahaya, sekaligus pembeda di setiap laga.
Berbeda dengan di Barcelona, peran Neymar di Brasil lebih dinamis. Dengan format 4-2-3-1 milik Luiz Felipe Scolari, Neymar lebih dibebaskan bergerak dengan memaksimalkan kecepatan, kemampuan olah bola dan akurasi tendangan yang dimilikinya. Scolari tahu apa potensi dari Neymar dan bagaimana memanfaatkannya.
Karena alasan itulah mengapa Neymar begitu penting buat Brasil, terutama dalam aspek menyerang. Bahkan sukses Brasil sejauh ini tak bisa dilepaskan dari sepak terjangnya di lini depan.
Lalu apa jadinya bila Neymar absen? Skenario itu, sayangnya, terwujud di babak perempat-final. Menjelang akhir laga, Neymar menunjukkan ekspresi nyeri yang teramat sangat setelah dihantam Juan Carlos Zuniga dari belakang.
Hasil tes menunjukkan ada keretakan pada bagian tulang belakang Neymar dan tim dokter Brasil memastikan pemain mereka itu tak bisa lagi bermain di sisa Piala Dunia 2014.
Situasi ini memicu kekhawatiran akan dua hal, apakah Neymar bakal baik-baik saja dan bisa kembali bermain, karena sempat ada kabar ia mengalami kelumpuhan sesaat setelah dihantam Zuniga, juga terkait kans Brasil memenangi Piala Dunia 2014 di hadapan pendukung sendiri.
Kekhawatiran pertama terjawab. Neymar akan bisa kembali bermain selama menjalani prosedur yang tepat. Sedangkan terkait kans juara Brasil, ini masih harus kita tunggu bersama.
Tapi yang pasti, absennya Neymar akan mengubah skema bermain yang akan diterapkan Scolari. Apalagi Jerman yang terkenal memiliki tim yang solid menjadi lawan yang harus dihadapi berikutnya.
Memperkuat sektor tengah bisa menjadi opsi. Dengan Fernandinho dan Paulinho membentuk duet maut di lini tengah, dan Luis Gustavo kembali dari sanksi, komposisi lini tengah bisa jadi akan ditempati tiga pemain ini. Ramires bisa menjadi opsi lain yang akan digunakan.
Namun yang paling berubah adalah sektor depan. Jika sebelumnya Fred disokong tiga pemain seperti Neymar, Hulk dan Oscar, kemungkinan hanya akan dua pemain terakhir yang akan membantunya.
Dengan skema dan karakter pemain yang ada, menyusul absennya Neymar, Scolari dan publik Brasil lainnya bisa jadi hanya akan berharap adanya kemenangan dengan permainan agresif, bukan lagi jogo bonito dan sepakbola yang spektakuler. Tapi sepertinya itu saja sudah cukup saat ini, bukan begitu?
Di Piala Dunia 2014, pemain yang musim lalu membela Barcelona itu menunjukkan kontribusi besar dari sejumlah hasil positif yang dicatat Brasil selama turnamen.
Di laga pertama melawan Kroasia, dua gol dilesakkan Neymar, yang membuatnya pantas dinobatkan sebagai man of the match, pemain terbaik di laga itu.
Berlebihan? Sepertinya tidak. Sepanjang 90 menit laga di Arena de Sao Paulo pada 12 Juni lalu, Neymar menunjukkan mengapa ia pantas diandalkan membawa Brasil ke level terbaik mereka.
Di dua pertandingan berikutnya, Neymar juga tampil atraktif dan kontributif, yang membawa Brasil melangkah mulus ke babak 16 besar Piala Dunia 2014 sebagai juara Grup A.
Orang pun semakin mengakui bahwa Brasil memang sebuah tim yang solid, tapi juga tak bisa dilepaskan dari sosok Neymar sebagai individu yang berbahaya, sekaligus pembeda di setiap laga.
Berbeda dengan di Barcelona, peran Neymar di Brasil lebih dinamis. Dengan format 4-2-3-1 milik Luiz Felipe Scolari, Neymar lebih dibebaskan bergerak dengan memaksimalkan kecepatan, kemampuan olah bola dan akurasi tendangan yang dimilikinya. Scolari tahu apa potensi dari Neymar dan bagaimana memanfaatkannya.
Karena alasan itulah mengapa Neymar begitu penting buat Brasil, terutama dalam aspek menyerang. Bahkan sukses Brasil sejauh ini tak bisa dilepaskan dari sepak terjangnya di lini depan.
Lalu apa jadinya bila Neymar absen? Skenario itu, sayangnya, terwujud di babak perempat-final. Menjelang akhir laga, Neymar menunjukkan ekspresi nyeri yang teramat sangat setelah dihantam Juan Carlos Zuniga dari belakang.
Hasil tes menunjukkan ada keretakan pada bagian tulang belakang Neymar dan tim dokter Brasil memastikan pemain mereka itu tak bisa lagi bermain di sisa Piala Dunia 2014.
Situasi ini memicu kekhawatiran akan dua hal, apakah Neymar bakal baik-baik saja dan bisa kembali bermain, karena sempat ada kabar ia mengalami kelumpuhan sesaat setelah dihantam Zuniga, juga terkait kans Brasil memenangi Piala Dunia 2014 di hadapan pendukung sendiri.
Kekhawatiran pertama terjawab. Neymar akan bisa kembali bermain selama menjalani prosedur yang tepat. Sedangkan terkait kans juara Brasil, ini masih harus kita tunggu bersama.
Tapi yang pasti, absennya Neymar akan mengubah skema bermain yang akan diterapkan Scolari. Apalagi Jerman yang terkenal memiliki tim yang solid menjadi lawan yang harus dihadapi berikutnya.
Memperkuat sektor tengah bisa menjadi opsi. Dengan Fernandinho dan Paulinho membentuk duet maut di lini tengah, dan Luis Gustavo kembali dari sanksi, komposisi lini tengah bisa jadi akan ditempati tiga pemain ini. Ramires bisa menjadi opsi lain yang akan digunakan.
Namun yang paling berubah adalah sektor depan. Jika sebelumnya Fred disokong tiga pemain seperti Neymar, Hulk dan Oscar, kemungkinan hanya akan dua pemain terakhir yang akan membantunya.
Dengan skema dan karakter pemain yang ada, menyusul absennya Neymar, Scolari dan publik Brasil lainnya bisa jadi hanya akan berharap adanya kemenangan dengan permainan agresif, bukan lagi jogo bonito dan sepakbola yang spektakuler. Tapi sepertinya itu saja sudah cukup saat ini, bukan begitu?